Senin, 25 Juni 2012

Dalam Air Mendidih

Saat pemilik warung kecil sedang berkemas untuk menutup warungnya, tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya. Dia tampak lesu dan tidak bersemangat. "Maaf anak muda, warung ini sudah tutup. Kau bisa kembali lagi besok ", kata pemilik warung itu. "Iya pak, saya tau kalau bapak sedang bersiap untuk menutup warung ini. Saya cuma lelah saja pak, boleh kah saja duduk sejenak", jawab anak muda itu. "Tentu saja", jawab pemilik warung dengan ramah.

Anak muda itu mulai bercerita tentang kehidupannya. Dia merasa hidup ini sangat berat. Tak ada kekuatan lagi untuk bertahan. Rasanya ingin mati saja. Percuma berjuang untuk hidup. Masalah tidak pernah berhenti dari hidupnya. Begitu masalah yang satu sudah bisa teratasi, timbul lagi masalah yang lain. Begitu seterusnya.
Pemilik warung pun tersenyum lalu mulai mengambil 3 panci berisi air dan menaruhnya di atas kompor yang menyala. "Bisakah kau membantuku untuk mengambil kentang, telor, dan bubuk teh itu?" tanya pemilik warung. "Apa yang akan bapak lakukan? Saya tidak memesan apapun", jawab anak muda itu. "Aku kan minta tolong untuk mengambilkan saja", jawab pemilik warung. Anak itu pun menuruti apa yang bapak itu katakan.Pemilik warung itu pun mulai memasukkan kentang, telur, dan teh kedalam 3 panci yang berbeda. Mereka buerdua menunggu sampai air itu mendidih. Setelah menunggu selama 30 menit, pemilik warung itu mulai mengangkat kentang dan telur lalu meletakkkannya di piring, dan menunagkan teh ke dalam gelas.

"Apa yang kau lihat anak muda?", tanya pemilik warung. "Kentang, telur, dan teh", jawab anak muda itu. Kemudian si pemilik warung menyuruh anak muda itu untuk merasakan semuanya itu. Dia pun mulai mengupas kentang dan memakannnya. Kentang itu terasa lunak dan lembut. Lalu dia mulai mengambil telur, mengupas kulit dan memakannya. Dia mendapati telur yang keras. Yang terakhir, si pemilik warung menyuruh anak muda itu untuk meminum teh. Dengan aroma khas teh, anak muda itu tersenyum sambil menikmati teh hangat itu.

"Bagaimana menurutmu tentang kentang, telur dan teh yang kau makan tadi?", kata pemilik warung. "Ya, seperti itulah pak. Kentang yang lunak, telur yang keras, dan teh yang nikmat". Kemudian si pemilik warung itu menjelaskan bahwa kehidupan itu seperti kentang, telur, dan teh. Ketiganya melewati proses yang sama yaitu direbus di dalam air yang mendidih. Dalam Air MendidihSebelumnya kentang itu begitu keras dan susah untuk dikupas, setelah direbus menjadi lembek dan lunak. Telur yang sebelumnya sangat mudah pecah menjadi keras. Sedangkan untuk teh itu telah mengalami perubahan yang unik. Teh itu telah membuat seluruh air menjadi berwarna cokelat dan memberi aroma yang khas pada air itu.

Air yang mendidih itu merupakan masalah-masalah yang sedang terjadi dalam setiap kehidupan. Bagaimana cara kita untuk melewati setiap masalah-masalah yang ada? Apakah kita ini termasuk kentang, telur, atau teh?

Kentang yang sebelumnya keras, setelah direbus menjadi sangat lembek. Maukah kita menjadi kentang? Setelah mengalami kesulitan menjadi putus asa, gampang menyerah, dan kehilangan seluruh kekuatan kita.

Telur yang sebelumnya begitu mudah pecah, setelah direbus menjadi keras. Maukah kita menjadi telur? Yang sebelumnya sangat lemah lembut dan penuh kasih maka setelah melewati berbagai macam pencobaan menjadi sangat keras hati.

Ataukah kita menjadi teh yang merubah air panas itu? Melewati semua kesakitan dan penderitaan yang ada untuk mencapai kenikmatan yang luar biasa? Ketika air pencapai suhu terpanas, maka teh itu akan semakin nikmat. Dimana saat diri kita semakin terpuruk, maka pada saat itu pula kita sedang dalam proses untuk
  mengubah diri kita dan lingkungan sekitar kita untuk menjadi lebih baik.
Ataukah kita menjadi teh yang merubah air panas itu? Melewati semua kesakitan dan penderitaan yang ada untuk mencapai kenikmatan yang luar biasa? Ketika air pencapai suhu terpanas, maka teh itu akan semakin nikmat. Dimana saat diri kita semakin terpuruk, maka pada saat itu pula kita sedang dalam proses untuk mengubah diri kita dan lingkungan sekitar kita untuk menjadi lebih baik.

Sudahkah 'teh' ini menjadi sumber inspirasi kita untuk betahan hidup dalam setiap kesulitanSudahkah 'teh' ini menjadi sumber inspirasi kita untuk betahan hidup dalam setiap kesulitan

yang ada? Karena kunci untuk melewati semua masalah dan pencobaan yang ada adalah dengan tekun dan sabar, tidak mudah putus asa, percaya, dan tetap berusaha.

0 komentar:

Posting Komentar